Cerita rakyat dari Sumba Barat ( Nusa Tenggara Timur )
Adalah dua orang kakak beradik yang bernama Lona Kaka dan Lona Rara. Cerita rakyat ini memiliki tauladan tentang persaudaraan dan jangan merasa iri hati dengan apa yang dimiliki saudara yang lain. Cerita rakyat Indonesia ini cukup terkenal di daerah asalnya. Berikut ini mari kita simak cerita rakyat dari Nusa Tenggara Timur yang berjudul Lona Kaka dan Lona Rara.
Lona Kaka dan Lona Rara adalah kakak beradik yang tinggal bersama ibu mereka. Suatu hari Lona Kaka dan Lona Rara di suruh ibu mereka untuk menumbuk padi. Bersama-sama keduanya mulai menumbuk padi di lesung masing-masing. Keduanya mengadu kecepatan menumbuk padi yang akan di jadikan beras. Tidak lama kemudian Lona Rara sudah hampir selesai menumbuk padi. Lona Kaka yang melihat merasa iri lalu pergi menemui ibunya. Di depan ibu mereka Lona Kaka mengatakan bahwa padi yang ditumbuknya sudah selesai. Ibunya merasa senang dan ingin memberikan hadiah kepada Lona Kaka. Namun sebelum hadiah diberikan Lona Rara muncul dan memberitahu bahwa padi yang ditumbuknya sudah selesai. Dan dia juga mengatakan bahwa padi yang ditumbuk kakaknya Lona Kaka belum selesai. Ibunya membuktikan sendiri padi siapa yang sudah selesai ditumbuk. Ternyata padi yang ditumbuk Lona Kaka belum selesai. Dengan demikian yang mendapat hadiah adalah Lona Rara. Ibunya memberikan hadiah berupa daging dendeng kesukaan Lona Rara. Daging itu dimasukkan dalam ruas bambu dan disimpan oleh Lona Rara. Melihat adiknya mendapat hadiah menyebabkan Loka Kaka merasa iri dan berusaha mencari cara untuk mencelakakan Lona Rara.
Pada suatu hari Lona Kaka mengajak adiknya ke sungai, sesampainya di sungai Loka Kaka menyuruh adiknya mengambil air. Sementara itu sang kakak akan menjaga dendeng yang disimpan dalam bambu. Tanpa rasa curiga Lona Rara memberikan dendeng tersebut kepada kakaknya. Ketika itulah sang kakak membuang dendeng tersebut dan berlari-lari sambil berteriak mengatakan bahwa dendeng itu di makan anjing. Mendengar dendengnya di makan anjing Lona Rara berlari mengejar anjing tersebut sampai ke dalam hutan. Di dalam hutan Lona Rara tersesat hingga tidak bisa keluar ketika itulah dia duduk di atas batu. Sambil menangis Lona Rara mendendangkan lagu sedih.
Oou kakakku yang kucinta
Mengapa engkau membuat aku begini
Membiarkan aku jalan sendiri
Oou Gela Wuamaroto berilah aku kedamaian
Tuntunlah aku kembali ke rumah
Setelah Lona Rara menyanyi tiba-tiba muncul seorang pemuda tampan dan berdiri dihadapanya. Loka Rara menjadi ketakutan dan berusaha lari. Namun pemuda itu mencegah, dia menjelaskan bahwa dirinya adalah Goa Wuamaroto yang telah dinyanyikan oleh Lona Rara. Goa Wuamaroto ingin mengantar Lona Rara kembali ke rumah. Lona Rara menyetujui, mereka berdua saling merasa jatuh cinta. Sesampainya di rumah Lona Rara mengenalkan pemuda tersebut kepada ibunya. Sang ibu yang melihat Lona Rara telah kembali pulang merasa senang dan menerima pinangan lelaki tersebut. Tidak lama kemudian menikahlah Lona Rara dengan Goa Wuamaroto, sementara kakaknya Loka Kaka menjadi gila karena terlalu memikirkan cara untuk mencelakakan Lona Rara.
Cerita rakyat Lona Kaka dan Lona Rara dari Nusa Tenggara Timur ini menceritakan tentang saudara tua yang tidak senang kepada adiknya. Kebencian sang kakak terhadap adiknya mirip dengan cerita Bawang Merah maupun Bawang Putih dan beberapa cerita rakyat lainnya, termasuk cerita rakyat dari dataran eropa dan Amerika. Hal ini menunjukkan bahwa sifat manusia itu ada yang baik dan ada yang buruk. Tetapi kebaikanlah yang selalu akan menemukan kebahagiaan.
Comments
Post a Comment